Perbaikan Payung Elektrik Ditargetkan Selesai Awal April

Perbaikan Payung Elektrik Ditargetkan Selesai Awal April
RIAUMANDIRI.CO- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau optimis Pekerjaan Fisik Pengembangan Kawasan Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau Tahun Anggaran (TA) 2022 akan selesai sebelum Hari Raya Idul Fitri. Dimana dalam proyek tersebut terdapat pengerjaan payung elektrik yang sempat mengalami kerusakan akibat terjangan angin.

Keyakinan itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Perumahan Kawasan Pemukiman (PUPRPKPP) Provinsi Riau, Thomas Larfo Dimiera, Selasa (28/3). Dikatakannya, saat ini pihaknya bersama rekanan fokus dalam upaya perbaikan payung elektrik yang mengalami kerusakan. 

Diakui Thomas, pihaknya telah memberikan kesempatan atau perpanjangan waktu kepada rekanan untuk menyelesaikan proyek tersebut. Dimana kesempatan itu berakhir pada 28 Maret 2023 ini.

Namun melihat adanya kejadian kemarin, maka pihaknya kembali memberikan waktu kepada rekanan. Bentuknya berupa kompensasi 

"Tadi rapat dengan Asisten I (Setdaprov Riau) itu kita bahas bahwa pihak penyedia menyanggupi sampai tanggal 8 April untuk penyelesaiannya. (Bentuknya) Kompensasi. Karena pemberian kesempatan, kan tak ada kesempatan ketiga," kata Thomas yang juga bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut.

"Karena targetnya yang utama seperti arahan dari Pak Gubernur, kita akan adakan salat Ied di situ (Masjid Raya An-Nur, red). Artinya ini tidak boleh terhenti, harus diselesaikan," sambungnya.

Dia juga memastikan, pihak rekanan akan tetap menerima konsekuensi atas hal itu. Salah satunya pengenaan sanksi denda.

"Konsekuensinya, denda tetap berjalan. Karena itu tetap tanggung jawab kontraktor untuk memperbaikinya. Setelah itu, ada masa pemeliharaan yang perlu mereka lakukan selama 6 bulan ke depan," tegas Thomas.

Dalam kesempatan itu, Thomas kembali menyampaikan penyebab rusaknya satu dari 6 payung elektrik di sana, beberapa waktu yang lalu. Dijelaskannya, payung tersebut rusak bukan akibat hujan, melainkan terjangan angin.

"Dengan intensitas (hujan) tertentu payung tersebut akan kuncup secara otomatis. Angin juga begitu. Dengan kecepatan angin tertentu payung juga akan kuncup secara otomatis," jelas dia.

Pada kejadian Sabtu (25/3) kemarin, disebutkan Thomas, berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kecepatan angin mencapai sampai 40 km/jam.

"Itu sangat kencang. Makanya ada hempasan dari membrannya, membuat lengan dari payung itu bengkok. Jadi bukan karena hujannya," sebut dia.

Dia juga menyampaikan, saat ini lengan-lengan payung elektrik belum dibalut secara penuh. Cover payung baru berada di bagian bawah.

"Yang di Madinah itu kan sudah dicover, jadi keliatan kokoh. Kita kan baru di bawah, belum sampai ke atas. Makanya kelihatan kecil, ringkih," pungkas Thomas.