Gus Muhaimin Dorong Karapan Sapi Dijadikan Budaya Unggulan Nasional

Gus Muhaimin Dorong Karapan Sapi Dijadikan Budaya Unggulan Nasional

RIAUMANDIRI.CO - Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bisang Kesejahteraan Rakyat Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) mengagumi tradisi budaya Madura yang begitu kental dan khas, yaitu karapan sapi.

"Karapan sapi di Madura ini adalah tradisi yang sangat tua dan sangat terjaga dengan baik. Di sana ada sportifitas kompetisi, ada juga kegairahan dan semangat," katanya saat menghadiri Gus Muhaimin Festival Karapan Sapi di Stadion R.P.M. Noer Bancaran Bangkalan, Minggu (26/2/2023).

Gus Muhaimin menyatakan, Karapan Sapi tak hanya mengobati kerinduan warga Pulau Garam, namun momentum ini juga menjadi pelecut kebangkitan ekonomi, terutama setelah pandemi Covid-19.

"Karapan sapi ini adalah wujud dari ekonomi kreatif ya, di mana harus didukung karena berdampak baik secara ekonomi, baik UMKM maupun lainnya. Ini tentu harus disupport dengan pembinaan dari pemerintah," tuturnya.

Karena itu, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menilai kekhasan Karapan Sapi sebagai budaya asli Madura perlu mendapat perhatian khusus. Ia bahkan mendorong Karapan Sapi dijadikan sebagai budaya unggulan nasional.

"Saya kira kekhasan budaya Karapan Sapi ini perlu diletakkan sebagai keunggulan nasional, di mana Karapan Sapi bisa mewakili Indonesia dalam menunjukkan khazanah budaya dan tradisi Indonesia," ujarnya.

"Untuk itu mari kita jaga dan lestarikan, pemerintah saya harap untuk meningakatkan perhatian, supaya olahraga Karapan Sapi ini terua terjaga dan terlaksana," sambung Gus Muhaimin.

Festival Karapan Sapi ini selain diikuti oleh 48 peserta dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep, juga dihadiri oleh sejumlah tokoh, antara lain Plt. Bupati Bangkalan Mohni, anggota DPR RI FPKB Syafiuddin, Bupati Pamekasan Badruttaman, hingga Wabup Sampang Abdullah Hidayat.

Ribuan orang juga turut memadati Stadion Karapan Sapi Raden Panji Moh Noer, Bangkalan, sedari pagi. Mereka datang dari berbagai daerah di Pulau Madura dengan menggunakan beragam moda transportasi penumpang umum, pribadi, bahkan angkutan barang.

Keriuhan penonton semakin menjadi-jadi saat Saronen, salah satu alat musik tradisional Madura dimainkan, penanda pacuan sapi sejauh 225 meter tersebut segera dimulai. (*)



Tags Budaya