Gempa M 7,8 di Turki-Suriah, 1.574 Orang Meninggal Dunia

Gempa M 7,8 di Turki-Suriah, 1.574 Orang Meninggal Dunia

RIAUMANDIRI.CO - Gempa bumi dengan magnitudo (M) 7,8 yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023) sebelum fajar waktu setempat, telah menewaskan seribuan orang. Bencana terjadi saat warga masih tidur. Guncangan gempa juga dirasakan hingga Pulau Siprus dan Mesir.

Dilansir kantor berita AFP, Senin (6/2), Kepala Pusat Gempa Nasional Suriah, Raed Ahmed mengatakan kepada radio pro-pemerintah bahwa gempa ini menurut sejarah, gempa bumi terbesar yang tercatat dalam sejarah pusat gempa.

Koresponden AFP di Suriah utara mengatakan warga yang ketakutan berlarian keluar dari rumah mereka setelah gempa terjadi di dekat Kota Gaziantep, Turki, sekitar 40 kilometer (25 mil) dari perbatasan Suriah.

Tim penyelamat bergegas mencari korban selamat di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh di tengah hujan musim dingin yang deras.

Sementara, kata Wakil Presiden Turki Fuat Oktay bahwa lebih dari 2.300 orang terluka dan upaya pencarian dan penyelamatan terus berlanjut di beberapa kota besar.

Upaya penyelamatan terhambat oleh badai salju musim dingin yang menutupi jalan-jalan utama dengan es dan salju.

Tayangan televisi menunjukkan warga yang terkejut di Turki berdiri di atas salju dengan mengenakan piyama mereka, menyaksikan para petugas penyelamat menggali puing-puing rumah yang rusak.

Badan Survei Geologi Amerika Serikat, USGS, menyatakan bahwa gempa tersebut terjadi pada Senin (6/2) pukul 04:17 waktu setempat pada kedalaman sekitar 17,9 kilometer (11 mil) di dekat Kota Gaziantep, Turki, yang berpenduduk sekitar dua juta orang.

Pusat layanan darurat Turki, AFAD menyebutkan bahwa telah terjadi lebih dari 40 gempa susulan setelah gempa utama.

Korban Terus Bertambah

Data hingga Senin malam, jumlah korban tewas bertambah menjadi 1.574 orang usai gempa dahsyat kedua. Diketahui, siang waktu Turki, pukul 13.24, juga dilaporkan terjadi gempa susulan terbaru di daerah Elbistan, Kahramanmaras dengan kekuatan M 7,6 (jarak 45 km dari lokasi pusat gempa sebelumnya) -- sejumlah media menyebut kekuatannya M 7,5. Kendati demikian, menurut KBRI Ankara, belum diperoleh informasi mengenai tingkat kerusakannya.

Dilansir Aljazeera, Senin (6/2), gempa tersebut telah menewaskan sedikitnya 1.014 orang di Turki; 339 orang di bagian Suriah yang dikuasai pemerintah; dan setidaknya 221 orang di bagian Suriah yang dikuasai oposisi. Gempa juga mengakibatkan ribuan orang terluka dan banyak bangunan rubuh.

Korban tewas diperkirakan akan meningkat. Selain itu, gempa susulan juga diprediksi dapat berlanjut selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Institut geologi Denmark mengatakan getaran itu terasa hingga Greenland.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut sedikitnya 912 orang tewas akibat gempa dahsyat itu di negaranya, dan akan terus bertambah.

Seperti dilansir AFP dan CNN, Senin (6/2), Erdogan dalam pernyataan terbaru juga menyebut sekitar 5.383 orang mengalami luka-luka akibat gempa di berbagai wilayah Turki. Erdogan mengakui tidak bisa memprediksi seberapa banyak jumlah korban tewas yang akan terus bertambah.

Di Suriah, laporan televisi pemerintah setempat menyebut sedikitnya 386 orang tewas akibat guncangan gempa yang sama. Angka itu mencakup 239 orang di antaranya yang kebanyakan tewas di wilayah Aleppo, Hama, Latakia dan Tartus.

Itu berarti secara total, sedikitnya 1.298 orang tewas di Turki dan Suriah akibat gempa Magnitudo 7,8 yang mengguncang pada Senin (6/2) dini hari, dan diikuti oleh sejumlah gempa susulan itu.

Laporan televisi pemerintah Suriah juga melaporkan sekitar 648 orang mengalami luka-luka di Aleppo, Hama, Latakia dan Tartus. Laporan terpisah oleh kelompok Helm Putih, atau secara resmi disebut sebagai Pertahanan Sipil Suriah, menyebut 340 orang lainnya mengalami luka-luka di area-area yang dikuasai oposisi.

Sementara di Turki, Erdogan mengumumkan bahwa tim-tim penyelamat berhasil menyelamatkan lebih dari 2.400 orang dari balik reruntuhan gedung-gedung yang ambruk akibat gempa.

Ditambahkan Erdogan bahwa sekitar 9.000 personel lainnya terus melakukan upaya-upaya pencarian dan penyelamatan saat ini. Tidak diketahui berapa jumlah orang yang tertimbun reruntuhan gedung yang ambruk.(nan, dtc)