Hendrawan Supratikno Sebut Bank Seperti Rentenir, Ada Apa?

Hendrawan Supratikno Sebut Bank Seperti Rentenir, Ada Apa?

RIAUMANDIRI.CO - Anggota Komisi XI DPR Hendrawan Supratikno menyoroti sangat tingginya selisih bunga simpan dan pinjaman di perbankan.

Dari data yang didapatkannya, Net Interest Margin antara bunga pinjaman dengan bunga simpanan di Indonesia selisihnya sangat tinggi, yakni 4,7%. Bahkan di provinsi tertentu, seperti di Jawa Tengah lebih tinggi, yaitu 6,6%.

Menurut politikus PDIP itu, perbedaan selisih bunga yang cukup tinggi tersebut, perbankan secara tidak langsung seperti renternir.

“Jadi tanpa disadari bank telah bermetamorfosa menjadi rentenir. Ini yang menjadi keprihatinan kami,” kata Hendrawan, saat melakukan Kunjungan Spesifik Komisi XI DPR, Selasa, (9/12), di Semarang, Jawa Tengah, seperti dilansir dari laman DPR RI.

Hendrawan juga menyayangkan soal sistem kredit, seperti kredit usaha rakyat (KUR) yang dinilai merugikan nasabah.

Misalnya nasabah mendapatkan kredit Rp30 juta. Namun kenyataan yang diterima oleh nasabah ini hanya sekitar Rp 17 juta karena dipotong biaya administrasi dan biaya angsuran 3 bulan pertama.

“Nah, kalau seperti ini perbankan tidak bisa menjalankan fungsi intermediary, fungsi perantara dengan efisien, ini berbahaya. Ekonomi kita akan menjadi ekonomi yang tidak efisien, akses rakyat terhadap pembiayaan akan sangat sulit. Itu yang kami soroti,” katanya.

Hendrawan juga mengatakan akan pentingnya ketahanan ekonomi rakyat, karena hal itu bisa menentukan stabilitas politik nasional.

“Itu sebabnya, Komisi XI terus menerus mendorong agar seluruh akses, dari rakyat usaha kecil menengah ini kepada sumber-sumber ini harus dibuka. Sebab kalau tidak, ekonomi kita akan menjadi ekonomi yang sangat timpang," kata Hendrawan.

Sementara itu, konstruksi Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia mencapai 57 persen dari konsumsi. Hal itu menunjukkan tingkat konsumsi di Indonesia masih sangat tinggi.

“Coba anda berikan, begitu anda punya uang, maka konsumsi kita akan meningkat. Itu menunjukkan bahwa Marginal Prospensity to Consume, kecenderungan masyarakat berkonsumsi masih sangat tinggi,” bebernya.

Dia juga meminta masyarakat tidak takut dengan adanya isu resesi yang diramalkan akan terjadi pada tahun mendatang.

“Masalahnya, hanya sumber pendapatan saja, jadi itu sebabnya, tidak perlu ditakuti lagi resesi ini,” pungkasnya. (*) 



Tags Perbankan