Inggris Akan Batasi Pelajar Asing, Ini Alasannya

Inggris Akan Batasi Pelajar Asing, Ini Alasannya

RIAUMANDIRI.CO - Kabar mengejutkan datang dari Inggris. Pasalnya, pemerintah Britania Raya akan membatasi mahasiswa asing di negaranya.

Dikutip dari CNBC Indonesia, Badan Pusat Statistik Inggris merilis data imigran di negara tersebut telah mencapai 504.000 jiwa dan ini merupakan rekor baru, sehingga pemerintah berencana untuk mengurangi jumlah ini secara signifikan.

Salah satu langkah yang diambil adalah membatasi pelajar asing yang masuk ke negara tersebut.


Menurut laporan The Times yang dikutip CNBC Internasional, para menteri Inggris diduga sedang mendiskusikan cara mengurangi aliran imigran ke Inggris.

Rencananya, Inggris hanya akan menerima pelajar atau mahasiswa yang bisa masuk universitas top di sana.

Ditambah lagi, akan ada batasan berapa banyak anggota keluarga yang dapat dibawa saat mahasiswa asing masuk ke Inggris. Aturan ini akan berlaku untuk pelajar asing yang belum tinggal di Inggris.

Sekitar 1,1 juta orang tiba di Inggris hingga Juni 2022, dengan sekitar 560.000 beremigrasi pada periode yang sama, menurut Kantor Statistik Nasional.

Upaya ini tampaknya bertentangan dengan Strategi Pertumbuhan Internasional pemerintah dari tahun 2019, yang dirancang untuk meningkatkan jumlah pelajar internasional yang belajar di Inggris setiap tahun menjadi 600.000 pada tahun 2030.

Target itu tercapai pada tahun akademik 2020/21 ketika lebih dari 605.000 siswa non-Inggris mendaftar di pendidikan tinggi, menurut Badan Statistik Pendidikan Tinggi.

Mengutip situs resmi pemerintah, strategi tersebut awalnya diberlakukan untuk mendukung sektor pendidikan Inggris demi mengakses peluang global.

Menteri Dalam Negeri Suella Braverman mengatakan tingkat migrasi ini telah memberikan tekanan pada penyediaan akomodasi dan perumahan , kesehatan, pendidikan, dan layanan publik lainnya .

"Kami harus memastikan bahwa kami memiliki pendekatan yang berkelanjutan, seimbang, dan terkontrol, itulah sebabnya kami terus meninjau kebijakan imigrasi kami," kata Braverman dikutip Sabtu (26/11/2022).

Menurutnya, ke depan prioritas yang dilakukan adalah menangani peningkatan imigrasi ilegal dan menghentikan penyalahgunaan sistem.

Pemerintah dari kubu konservatif telah meluncurkan serangkaian inisiatif setelah sebelumnya berjanji untuk mengurangi angka migrasi ke Inggris dalam manifesto 2019, termasuk rencana kontroversialnya untuk mendeportasi migran ke Rwanda dan kesepakatan dengan Prancis untuk menargetkan imigran gelap dengan kapal kecil