Mahmud Marzuki, Pengibar Bendera Merah Putih Pertama di Riau Diusulkan jadi Pahlawan Nasional

Mahmud Marzuki, Pengibar Bendera Merah Putih Pertama di Riau Diusulkan jadi Pahlawan Nasional

RIAUMANDIRI.CO - Mahmud Marzuki, pengibar bendera Merah Putih pertama kali di Riau diusulkan menjadi pahlawan nasional.

Selain itu, Mahmud Marzuki merupakan pejuang asal Kampar. Dia lah yang mengabarkan Kemerdekaan Indonesia ketika berkhutbah selepas salat Id pada 6 September 1945.

Dalam proses pengusulannya menjadi pahlawan nasional, Tim Penelitian dan Pengkajian Gelar Daerah (TP2GD) pusat hadir ke Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Sabtu (6/8/2022).

Dilansir dari Antaranews, Tim ini melakukan kunjungan serta bersilaturahmi dengan Penjabat Bupati Kampar Kamsol, di rumah dinas Bupati Kampar.

Dalam dialog dengan TP2GD, Kamsol menyampaikan bahwa Mahmud Marzuki merupakan pejuang asal Kampar. Ia adalah tokoh yang mengabarkan kemerdekaan ketika berkhutbah selepas salat id pada 6 September 1945. Selain itu, Mahmud Marzuki juga menjadi pengibar bendera Merah Putih pertama kali di Provinsi Riau.

Mahmud Marzuki sendiri wafat pada usia 35 tahun saat gencar-gencarnya memimpin masyarakat Kampar melawan penjajahan Jepang dari wilayahnya. Sebelumnya, Mahmud Marzuki juga pernah ditawan Jepang hingga mengalami siksaan selama ditahan.

"Perjuangan masyarakat Kampar agar Mahmud Marzuki sebagai pahlawan nasional dari Kabupaten Kampar, menjadi harapan besar bagi Pemkab Kampar maupun masyarakat yang telah lama diperjuangkan, namun sampai saat ini belum ada titik ujungnya," katanya.

Kamsol berharap hal ini dapat terwujud untuk menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Kampar.

Sementara itu, Ketua TP2GD pusat Usep Abdul Matin mengatakan bahwa terhadap usulan ini tidak dapat diputuskan langsung karena harus bertahap dan diperiksa apakah sudah memenuhi syarat atau belum, atau sudah sesuai latar belakang sejarahnya, dan ini akan ditelusuri dari tim TP2GD.

"Setelah itu baru diteruskan ke Dewan Gelar, baru hasilnya disampaikan kepada Presiden yang memiliki wewenang penuh untuk memutuskan calon yang paling tepat untuk menjadi pahlawan nasional," katanya. (*)



Tags Sejarah