Hadiri Silatnas PPAD, Presiden Jokowi: Kondisi Ekonomi Dunia Saat Ini Mengerikan

Hadiri Silatnas PPAD, Presiden Jokowi: Kondisi Ekonomi Dunia Saat Ini Mengerikan

RIAUMANDIRI.CO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan bahwa saat ini situasi ekonomi dunia sedang berada pada posisi yang tidak mudah. Bahkan dalam kondisi yang mengerikan.

Dilansir dari laman Setkab, Presiden menjelaskan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Dana Moneter Internasional (IMF) hingga Bank Dunia memprediksi akan ada 60 negara yang ekonominya ambruk dan 320 juta orang akan menderita kelaparan akut.

“Ini saya sampaikan apa adanya karena memang posisi pertumbuhan ekonomi semuanya tidak hanya turun, tapi anjlok semuanya, turun semuanya," katanya ketika membuka Silaturahmi Nasional (Silatnas) dalam rangkaian Peringatan HUT Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) Tahun 2022, di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/8/2022).

Presiden Jokowi menyebut Singapura, Eropa, Australia, Amerika, semua pertumbuhan ekonominya turun Sedangkan inflasinya naik, harga-harga barang semuanya naik.

Inilah kondisi yang sangat, kalau boleh saya sampaikan, dunia sekarang ini sudah pada kondisi yang mengerikan,” kata Jokowi.

Bagaimana dengan Indonesia? Presiden Jokowi menyampaikan, pemerintah saat ini terus berusaha mengendalikan kenaikan harga, terutama bahan bakar minyak di tengah inflasi yang terjadi di berbagai negara di dunia. Imbasnya, subsidi yang dikeluarkan pemerintah dalam APBN menjadi sangat besar.

“Inilah yang sekarang dikendalikan oleh pemerintah. Dengan apa? Dengan subsidi, karena begitu harga bensin naik, harga barang otomatis langsung melompat bersama-sama. Oleh sebab itu, pemerintah mengeluarkan anggaran subsidi yang tidak kecil, Rp502 triliun yang tidak ada negara berani memberikan subsidi sebesar yang dilakukan Indonesia,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyinggung tingkat kesejahteraan purnwirawan TNI AD  Dia mengakui besaran uang pensiun purnawirawan TNI, utamanya yang berada di wilayah Jabodetabek, masih dirasa kurang.

Untuk pensiunan dengan pangkat tamtama berada di angka Rp2,6 juta, pangkat bintara Rp3,5 juta, dan pangkat perwira pertama Rp4,1 juta.

“Saya tahu, saya tahu, apalagi (bagi) yang berada di Jabodetabek angka ini adalah angka yang memang masih sangat kurang,” ujarnya.

Pemerintah memberikan tambahan berupa Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 bagi para purnawirawan TNI, meskipun itu pun masih dirasa kurang.

Namun Presiden Jokowi mengaku tidak  memutuskan kenaikan penghasilan bagi para purnawirawan karena kondisi APBN berada pada posisi yang tidak mudah

“Saya tidak janji karena, tadi saya sampaikan, bahwa APBN kita berada pada posisi yang tidak mudah. Tetapi pulang dari sini saya akan panggil Menteri Keuangan, akan saya ajak hitung-hitungan. Kalau nanti hitung-hitungannya sudah final, akan saya sampaikan kepada Bapak, Ibu, dan Saudara-Saudara sekalian,” jelasnya.

Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Presiden RI ke-6 Try Sutrisno, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri BUMN Erick Thohir, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Ketua UMUM PPAD Letnan Jenderal (Purn) Doni Monardo. (*)