Buntut Promosi Miras 'Muhammad' dan 'Maria', Holywings Pekanbaru Ikut Tutup

Buntut Promosi Miras 'Muhammad' dan 'Maria', Holywings Pekanbaru Ikut Tutup

RIAUMANDIRI.CO - Manajemen Holywings Pekanbaru memutuskan menutup sementara aktivitas mereka. Tempat nongkrong mengusung konsep live bar music itu juga telah membatalkan gelaran event yang dijadwalkan dilaksanakan pada Rabu (29/1) malam.

Hal itu diketahui dari surat pemberitahuan yang dibuat pihak manajemen pada Selasa (28/6) kemarin. Surat itu berperihal Penutupan Sementara. Surat itu ditujukan kepada seluruh Masyarakat Riau dan Kota Pekanbaru.

Dalam surat yang ditandatangani Kuat Lesna selaku Operation Manager dan Asun selaku perwakilan management Holywings Pekanbaru, pihaknya meminta maaf kepada seluruh lapisan masyarakat Riau, terkhusus Kota Pekanbaru dengan viralnya postingan promo di media sosial belakangan ini.


Sebagai bentuk pertanggung jawaban atas viralnya postingan tersebut dan sebagaimana yang telah diketahui bersama, telah ditetapkan enam orang tersangka oleh penyidik Polda Metro Jaya di Jakarta.

"Kami dari Holywings Pekanbaru mau atau tidak mau tetap akan menerima imbas tersebut, meskipun kami tidak pernah melakukan promo tersebut di Holywings Pekanbaru," demikian kutipan surat pemberitahuan yang diterima Haluan Riau, Rabu siang.

Pihak manajemen berjanji akan terus mengawal kasus ini. "Sebagai konsekuensinya, kami telah membatalkan event Kahitna serta akan melakukan penutupan sementara Holywings Pekanbaru, terhitung hari Rabu 29 Juni 2022," lanjut isi surat tersebut.

Atas itu, manajemen Holywings Pekanbaru memohon maaf sebesar besarnya. "Demikian surat pernyataan ini kami buat. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih," tutup surat tersebut.

Surat itu juga dikirimkan ke pihak-pihak terkait. Termasuk aparat kepolisian, baik Kepolisian Daerah (Polda) Riau maupun Kepolisian Resor Kota (Polresta) Pekanbaru.

Sebagaimana diketahui, baru-baru ini publik dihebohkan dengan adanya postingan di media sosial terkait promo minuman beralkohol gratis bagi pengunjung punya nama 'Muhammad' dan 'Maria'.

Holywings Pekanbaru sendiri mengaku tidak pernah membuat promosi seperti itu, mereka sangat menghormati masyarakat yang ada di Bumi Lancang Kuning.

Atas hal itu, muncul gelombang protes dari berbagai elemen masyarakat, termasuk di Kota Pekanbaru.

Dikatakan Asun selaku Perwakilan Management Holywings Pekanbaru, promo tersebut dilakukan oleh tim promosi tanpa sepengetahuan manajemen Holywings.

Saat ini, kata dia, telah ditetapkan 6 orang tersangka yang diduga sebagai pihak yang bertanggung jawab atas unggahan yang dinilai telah melakukan penistaan agama tersebut.

"Saya sebagai perwakilan manajemen Holywings Pekanbaru memohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia terutama saudara-saudara dari Umat Muslim maupun Kristiani atas postingan yang viral tersebut," ujar Asun belum lama ini.

Pihaknya, kata Asun, telah menyampaikan hal tersebut kepada Holywings Indonesia. "Sebagai bentuk pertanggungjawaban telah ditetapkan 6 oknum (pegawai) yang melakukan postingan tersebut sebagai tersangka oleh penyidik Polda Metro Jaya," sebut Asun.

Kembali ditegaskan Asun, pihaknya tidak pernah buat promosi seperti itu. Dan itu, lanjut dia, dia takkan pernah dilakukannya. "Kami, Holywings Pekanbaru sangat menghormati masyarakat Riau, terkhususnya warga Kota Pekanbaru," sebut dia.

Sebelumnya, buntut dari dugaan penistaan agama oleh Holywings itu, pada Senin (27/6), terjadi dua demonstrasi di dua lokasi menuntut Holywings Pekanbaru ditutup.

Demo pertama dilakukan massa aksi yang tergabung dalam Forum Umat dan Satuan Pelajar Mahasiswa Pemuda Pancasila yang mendatangi Mall Pelayanan Publik Kota Pekanbaru.

Selanjutnya, demo Barisan Mahasiswa (BM) Barisan Pemuda Nusantara (Bapera) Riau yang menggeruduk Holywings Pekanbaru, di Jalan Soekarno Hatta.

Setelah dugaan penistaan agama yang dilakukan Holywings Indonesia mencuat, sejumlah outlet tempat hiburan itu ditutup di beberapa kota di Tanah Air, di antaranya belasan outlet di DKI Jakarta, Surabaya, Bandung, Palembang, Semarang, dan Yogyakarta. Alasan penutupan bermacam-macam, mulai soal perizinan tempat usaha hingga dugaan promosi bernada SARA.