Pertamina dan PLN Rugi Ratusan Triliun Rupiah

Mulyanto: Menteri BUMN Harus Fokus, Jangan Urus Pawang Hujan dan Toilet SPBU

Mulyanto: Menteri BUMN Harus Fokus, Jangan Urus Pawang Hujan dan Toilet SPBU

RIAUMANDIRI.CO - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mendesak Menteri BUMN Erick Thohir fokus mengurus Pertamina dan PLN yang mengalami kerugian ratusan triliun rupiah.

Kerugian kedua perusahaan pelat itu diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani. PT Pertamina (Persero) merugi Rp191,2 triliun dan PT PLN (Persero) mengalami kerugian sebesar Rp71,1 triliun karena imbas lonjakan harga batu bara dan minyak mentah yang jadi bahan baku produksi kedua BUMN tersebut.

Namun di tengah kerugian besar yang dialami kedua BUMN energi itu, politisi PKS itu malah melihat Erick asik "kampanye" ke berbagai daerah dan lupa dengan kewajiban utamanya sebagai Menteri BUMN.

Karena itu, Mulyanto mendesak Erick harus bekerja dengan sungguh-sungguh agar kerugian kedua BUMN tersebut tidak terus bertambah.

Sebab, kalau perusahaan plat merah itu merugi ujung-ujungnya rakyat yang akan menanggung deritanya. Pertamina dan PLN akan berlomba menaikkan harga BBM dan listrik.

"Menteri BUMN harus fokus pada isu-isu strategis BUMN, jangan gagal fokus dan lupa tugas dan fungsi. Yang saya amati Menteri BUMN ini gagal fokus. Sering mengangkat isu-isu kecil remeh-temeh seperti soal toilet SPBU, pawang hujan ketimbang mendalami isu besar strategis seperti soal kebakaran kilang Pertamina, lifting migas dan lainnya," kata Mulyanto kepada media ini, Selasa (24/5/2022).

Apalagi kata Mulyanto, selain sibuk untuk menangkis tudingan publik karena ikut bisnis PCR,  kini Menteri BUMN ini juga sudah siap-siap kampanye capres.

Pekerjaan menteri itu kan tidak bisa disambi. Apalagi Menteri BUMN yang mengelola anggaran konsolidasi ribuan triliun sebesar APBN," kata Wakil Ketua Fraksi PKS DPR itu.

Menteri BUMN harus memperjuangkan nasib kedua BUMN energi itu, agar pemerintah melunasi tunggakan dana kompensasi dan membayarnya secara regular di akhir tahun anggaran, seperti pembayaran dana subsidi.

Mulyanto minta Erick langsung memimpin upaya penyehatan kedua BUMN energi ini sambil tetap secara sigap menjalankan tugas pelayanan publik (PSO) bagi ketahanan energi nasional.

Sebagai menteri yang bertanggung jawab terhadap segala hal terkait BUMN, Erick orang pertama yang akan dimintai pertanggung jawaban kalau ada apa-apa dengan Pertamina dan PLN.

Untuk diketahui menurut Menkeu Sri Mulyani dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Banggar DPR RI, Kamis (19/5/2022), terlihat arus defisit kas Pertamina yang diestimasikan pada tahun 2022 mencapai 12,98 miliar dolar AS (Rp191,2 triliun), karena imbas kenaikan harga minyak dunia. 

Selain itu, menurut Menkeu, PLN juga mendapatkan kerugian sebagai imbas dari belum naiknya tarif listrik di tengah lonjakan harga komoditas batu bara. Namun, angka defisit PLN tidak lebih besar jika dibandingkan dengan Pertamina, yakni diperkirakan mencapai Rp71,1 triliun. (*)



Tags Energi