Sri Lanka Kehabisan BBM, PM: Akan Menjadi Paling Sulit Hidup Kami

Sri Lanka Kehabisan BBM, PM: Akan Menjadi Paling Sulit Hidup Kami

RIAUMANDIRI.CO - Negara Sri Lanka tengah menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam lebih dari 70 tahun akibat pandemi COVID-19, hingga kenaikan harga energi.

Ironinya, Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe menyatakan bahwa negaranya kehabisan bahan bakar minyak (BBM).

Ranil mengatakan Sri Lanka sangat membutuhkan US$ 75 juta atau Rp 1,1 triliun (kurs Rp 14.500) mata uang asing dalam beberapa hari ke depan untuk impor BBM.


Kekurangan mata uang asing dan inflasi yang melonjak telah menyebabkan negara itu kekurangan obat-obatan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya.

"Saat ini, kami hanya memiliki stok bensin untuk satu hari. Beberapa bulan ke depan akan menjadi yang paling sulit dalam hidup kami," kata Ranil dikutip dari BBC, Rabu (18/5/2022).

Ravindu Perera, yang tinggal di ibu kota Kolombo, menceritakan bahwa dia dan keluarganya mulai mencari BBM sebelum fajar pada Senin (16/5).

"Kami pergi ke beberapa SPBU dan sebagian besar tutup. Sekitar pukul 05.30 kami mengambil kesempatan dan mengantre di Townhall yang merupakan SPBU yang biasanya menyediakan bahan bakar untuk kendaraan pemerintah," jelasnya.

"Saat itu tidak terlalu ramai, tetapi antrean berangsur-angsur bertambah menjadi sekitar 2 km. Kami cukup beruntung mendapatkan bahan bakar sekitar pukul 9 pagi setelah bahan bakar dikirimkan," tambahnya.

Dia mengatakan teman-temannya di luar ibu kota harus menunggu lebih lama lagi. Becak mobil, alat transportasi paling populer di Kolombo dan kendaraan lainnya juga mengantre di SPBU sekitar ibu kota.

"Saya sekarang bekerja dari rumah untuk menghemat BBM karena siapa yang tahu kapan saya akan mendapatkan tangki penuh lagi," ujar Perera.

 



Tags Ekonomi