Sandiaga Uno Takziah ke Rumah Keluarga Ketua KPPS yang Meninggal Dunia di Pekanbaru

Sabtu, 18 Mei 2019 - 14:28 WIB
Cawapres Sandiaga Salahuddin Uno melakukan takziah ke rumah petugas KPPS yang meninggal dunia di Pekanbaru, Sabtu (18/5/2019).

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno melakukan takziah ke rumah almarhum Hazairin, petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia, di Jalan Bunga Tanjung, Keluharan Delima, Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (18/5/2019).

Sandiaga bersama rombongan tiba di kediaman almarhum pukul 10.40 WIB. Sandiaga disambut hangat oleh istri dan empat orang anak almarhum. Masih tampak duka menyelimuti keluarga almarhum Hazairin yang meninggal akibat kelelahan dalam tugas Pemilu serentak, tepatnya pada 29 April lalu. Hazairin adalah satu dari 15 orang penyelenggara Pemilu di Riau yang meninggal dunia.

"Saya bersama keluarga besar almarhum bapak Hazairin, putra dan putrinya di sini baru saja selesai takziah, kita semua berdoa agar pak Hazairin khusnul khotimah. Semoga perjuangan beliau diridhoi oleh Allah SWT," ucap Sandiaga Uno.

Dari dialog Sandiaga bersama keluarga, dikenang almarhum sebagai sosok pekerja keras dan bertanggung jawab.

"Mendengar cerita tadi, bapak ini sangat inspiratif seorang yang sangat berdedikasi tinggi, beliau bertanggung jawab, komitmen dengan pekerjaan beliau untuk mengawal demokrasi kita agar bisa berjalan dengan baik," ujar Cawapres yang lahir di Rumbai, Pekanbaru, Riau, tersebut.

Sandiaga juga memberikan santunan kepada keluarga almarhum. Kehadiran Sandi mendapatkan antusias dari warga sekitar. Khususnya kaum ibu-ibu yang meminta berswafoto dengan Sandiaga di lokasi tersebut.

Sementara itu, istri almarhum, Yulita Harni (53) sangat menyambut baik kunjungan Sandiaga Uno ke kediamannya.

Yulita menceritakan suaminya yang berumur 55 tahun tersebut kondisi kesehatannya sempat menurun sebelum menjalankan tugas sebagai ketua KPPS di TPS 029, Tampan. Almarhum sempat dirawat di rumah sakit.

"Lima hari sebelum pencobloson bapak sempat dirawat di rumah sakit. Lalu sehari sebelum 17 April bapak keluar RS dan bertugas pada saat pencoblosan. Tapi sehari setelahnya kondisinya kembali menurun," ucapnya.

Dia menambahkan, almarhum memaksakan diri untuk berkendara menggunakan sepeda motor lalu terjatuh. Pada 21 April Hazairin dirawat kembali di RS, tapi kondisinya terus menurun hingga menghembuskan nafas pada 29 April 2019. Pihak RSUD sempat mengeluarkan diagnosa tentang penyakit yang diderita almarhum.

Hazairin yang bekerja sebagai tukang las meninggalkan istri dan anaknya. Dua anaknya telah bekerja dan dua lagi masih berstatus sebagai pelajar.

Editor: Mandai

Terkini

Terpopuler