Cultural Visit Indonesia 2018, Dari Kretek Untuk Indonesia

Senin, 23 Juli 2018 - 10:41 WIB
Ribuan pekerja wanita saat melinting di Sigaret Kretek Tangan (SKT) Djarum Kudus.

RIAUMANDIRI.CO, KUDUS - Meskipun dari tahun ke tahun perusahaan rokok terus mengalami penurunan penjualan, namun tidak menjadikan salah satu perusahaan rokok terbesar di Asia, PT Djarum menurunkan pengabdian mereka untuk ikut membangun membangun negeri dimana mereka berpijak.

Melalui unit perusahaan ini yang diberi nama Djarum Fondation yang bergerak dibidang Pendidikan, Sosial, Olahraga, Budaya dan Lingkungan, Djarum Fondation yang didirikan pada 30 April 1986 ini selalu berpegang pada prinsip "LAHIR DARI DALAM DAN BERKEMBANG BERSAMA LINGKUNGAN".

Sejak awal didirikan, Djarum Foundation terus berupaya turut berperan serta dalam memajukan bangsa dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mempertahankan kelestarian sumber daya alam Indonesia.

Setelah melihat langsung ke salah satu sudut negeri di Provinsi Jawa Tengah bernama Kudus, riaumandiri.co saat berkunjung ke Kota Kretek itu dalam kegiatan Culturan Visit 2018, bisa menilai bahwa Djarum begitu maksimal menjalankan kewajiban mereka. Lebih dari hanya sekedar Cooperate Social Responsibility (CSR) yang mereka lakukan, yang sejauh ini dilakukan perusahaan di Indonesia hanya untukk melepaskan sebuah kewajiban yang diamanatkan oleh undang-undang.

setidaknya kita secara mata telanjang melalui televisi atau media masa, sudah melihat langsung bentuk dari sebuah pengabdian perusahaan asli Pribumi yang berada di kota Santri ini.

Kita semua tentu tahu dengan Ahmad Tantowi dan Liliyana Natsir yang baru saja menjuarai blibli Open Turnamen Bulu Tangkis 2018 di Jakarta dan juga ganda Putra Indonesia Kevin Sandjaya yang saat menduduki peringkat satu dunia bersama Marcus Giden sukamulyo. Mereka adalah prooduk asli binaan klub bulutangkis yang dimiliki oleh PB Djarum dan banyak lagi atlet bulutangkis yang lahir dari klub bulutangkis terbesar di Asia ini yang berada di kota yang dahulunya bernama Tajug tersebut.

Rokok saat ini memang menjadi sebuah perdebatan hangat di Indonesia, dengan mulai bermunculannya pernyataan haram dari  para ulama di tanah air, namun higga saat ini Majelis Ulama Indonesia (MUI)  masih berpegang pada pernyataan Ma'ruh terhadap kretek tersebut.

Jutaan orang massih menggantungkan hidupnya dari produk yang berasal dari tanaman tembakau tersebut. Di Kudus, kami melihat ketergantungan masyarakat dengan perusahaan kretek ternama di Indonesia ini masih sangat tinggi.

Dua jenis usaha yang dibangun oleh Djarum yakni Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang mempekerjakan lebih kurang 10.000 orang yang didominasi oleh kaum perempuan dengan masa kerja perhari hanya lebih kurang 4 jam, mereka dapat meningkatkan perekonomian keluarga mereka  yang memang rata-rata menengah ke bawah.

Lain lagi Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang berada di lahan seluas 82 hektar. Semua tenaga memag megandalkan mesin yang hampir seluruhnya merupakan buatan Jerman yang setiap jam nya bisa menghasilkan lebih urang 16.000 batang rokok. Namun tentunya juga riban karyawan mengabdi untuk perusahaan yang didirikan oleh Oei Wie Gwan ini.

Ada yang harus menjadi contoh bagi perusahaan lainnya di Indonesia. Di Djarum, seluruh tembakau diambil dari kebun petani yang terus menerus dilakukan pembinaan oleh perusahaan, terutama bagaimana merawat dan meningkatkan hasil dari tanaman Tembakau mereka yang tentunya akan kembali pada peningkatan ekonomi masyarakat.

Pada Lokasi Pabrik yang diberi nama Oasis, ternyata tidak seluruhnya digunakan untuk bangunan Pabrik. Hanya lebih kurang setengah dari luasan tersebut yang digunakan untuk pabrik dan perkantoran termassuk pengolahan limbah. Selebihnya adalah untuk lingkungan dengan membangun hutan rekreasi untuk masyarakat, dimana didalamnya teradapat berbagai tanaman langka dan juga tanaman khas Kudus dan Indonesia tentunya. Selain itu, Djarum Oasis Kretek Factory ini memiliki sebuah taman yang indah dan sebuah monumen dari stainless steel yang berbentuk rokok.

Djarum Oasis Kretek Factory atau biasa disebut Djarum Oasis adalah sekumpulan blok-blok pabrik Djarum yang berada di Jalan Lingkar Utara, Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae Kabupaten Kudus. Ini merupakan salah satu persembahan wisata dari Djarum untuk Negeri.

Menurut Cooperate Comunication PT Djarum, Elyta Wisata Taman Oasis di Gondangmanis Kudus Jawa Tengah merupakan perusahaan rokok terbesar di Indonesia PT Djarum. Meski dimiliki oleh perusahaan rokok, namun sekali lagi isi taman ini bukan hanya pabrik rokok saja namun juga ruang terbuka hijau, kompleks perkantoran hingga mall. Dari depan, traveler yang datang akan disambut oleh monumen berbentuk unik bertuliskan Djarum Oasis Kretek Factory. Di dalamnya terdapat taman dengan aneka pepohonan hijau dan juga bunga-bunga.

"Taman Oasis merupakan taman milik PT. Djarum yang menjadi sajian selamat datang bagi karyawan atau tamu yang akan masuk ke dalam area pabrik rokok itu. Namun masyarakat umum diperbolehkan untuk masuk area taman. Dengan dua jalan searah sepanjang kurang lebih 500 meter, Oasis menawarkan kasrian taman yang dirawat dengan baik. Kedua jalan diapit oleh taman yang hijau dengan deretan pepohonan yang terjejer sedemikian rupa serta rerumputan yang dipotong rapi secara berkala, jelasnya.

Pada ujung taman yang diperbolehkan dimasuki oleh masyarakat umum, terdapat lagi satu monumen yang menunjukkan identitas dari pabrik ini yaitu monumen rokok lengkap dengan kepulan asapnya. Taman yang dibangun sejak tahun 2005 ini merupakan tempat tongkrongan favorit muda-mudi Kudus.

Ini juga merupakan persembahan dari Djarum Fondation untuk Lingkungan di Kudus, selain dari melakukan penanaman Trembesi sepanjang 261 km dari Semarang ke Demak, begitu juga 296 km di lingkar Madura. Penanaman dan perawatan pohon Bakau air tawar di Kudus dan kegiatan perawatan lingkungan lainnya.


Reporter: Eka Buana Putra

Editor: Rico Mardianto

Terkini

Terpopuler