10 Tips Memilih Kontraktor agar Proyek Anda Tetap Sehat Finansial di Tengah Jalan

Selasa, 11 November 2025 - 10:38 WIB
Ilustrasi kontraktor. 10 Tips Memilih Kontraktor Agar Tidak Boncos Saat Membangun Rumah(Unsplash/Josue Isai Ramos Figueroa)

RIAUMANDIRI.CO - Pembangunan rumah, baik renovasi maupun konstruksi baru, seringkali menjadi sumber ketidakpastian bagi pemilik properti. Kegagalan proyek tidak semata?mata disebabkan oleh ketidaksempurnaan teknis, melainkan sering kali berasal dari keputusan administratif yang buruk, khususnya pemilihan kontraktor. Untuk menghindari kerugian finansial dan frustrasi, pemilik harus menyelidiki setiap kontraktor sebelum menandatangani perjanjian.


Di Indonesia, data dari Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) menunjukkan bahwa lebih dari 35 persen proyek konstruksi gagal menutup anggaran, sementara 27 persen mengalami keterlambatan lebih dari satu bulan. Penyebab utama di antaranya adalah kurangnya kredibilitas kontraktor, pembayaran di muka yang tidak proporsional, serta kurangnya dokumentasi resmi. Oleh karena itu, evaluasi menyeluruh menjadi keharusan.


Salah satu langkah pertama adalah memverifikasi keberadaan lisensi resmi dan asuransi. "Selalu pastikan kontraktor memiliki lisensi valid serta asuransi tanggung jawab dan kompensasi pekerja. Jika mereka tidak bisa menunjukkan bukti, lebih baik tinggalkan," ucap si Jeri Goodwin-Dausey. Lisensi menandakan bahwa perusahaan telah memenuhi standar teknis dan administratif, sedangkan asuransi melindungi pemilik dari risiko kerusakan atau kecelakaan selama pembangunan.


Selanjutnya, waspadai kontraktor yang menuntut pembayaran awal yang melebihi 10–15 persen dari total anggaran, kecuali untuk pekerjaan tertentu seperti instalasi listrik atau plumbing. Ramin Bassam, Presiden RANE Construction, menegaskan, "Transparansi sejak awal adalah indikator profesionalisme kontraktor." Pembayaran berjenjang, disesuaikan dengan progres kerja, membantu memonitor kualitas dan mengurangi kemungkinan biaya tambahan tak terduga.


Tidak kalah penting, kontrak tertulis harus menjadi syarat mutlak. Kesepakatan lisan rentan menimbulkan miskomunikasi mengenai ruang lingkup pekerjaan, jadwal pembayaran, dan jaminan hasil. Kontrak yang lengkap harus mencantumkan semua rincian tersebut dan disetujui kedua belah pihak. Kejelasan dalam dokumen menurunkan risiko perselisihan di kemudian hari.


Penting juga untuk memeriksa rekam jejak kontraktor melalui referensi proyek sebelumnya. Mintalah daftar klien dan kunjungi beberapa properti yang telah selesai dikerjakan. Ulasan pelanggan dan portofolio visual dapat mengungkap kualitas kerja dan profesionalisme dalam mengelola proyek.


Selain itu, waspadai biaya tersembunyi yang sering muncul setelah kontrak ditandatangani. Pastikan setiap tambahan biaya dicantumkan dalam addendum dan disetujui secara tertulis. Transparansi dalam penghitungan biaya mencegah eskalasi anggaran yang tak terprediksi.


Dengan langkah selektif tersebut—memverifikasi lisensi, mengontrol pembayaran, memastikan kontrak tertulis, dan mengevaluasi rekam jejak—pemilik rumah dapat meminimalkan risiko gagal proyek. Sehingga, pembangunan dapat berjalan sesuai standar teknik, tepat waktu, dan di bawah batas anggaran yang telah ditetapkan.(MG/FRA)

Editor: Nandra Piliang

Terkini

Terpopuler