RIAUMANDIRI.CO - Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sering kali diabaikan karena kesibukan dan gaya hidup modern. Padahal, tidur memiliki peran penting bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Saat tidur, tubuh beristirahat dan memperbaiki sel-sel yang rusak, sementara otak mengatur ulang sistem kerja dan membersihkan limbah yang dihasilkan sepanjang hari. Oleh karena itu, kualitas dan durasi tidur yang cukup menjadi hal yang tidak boleh disepelekan.
Mengapa Tidur Itu Penting?
Ketika tidur, tubuh masuk ke dalam fase pemulihan alami. Otot-otot yang lelah diperbaiki, sistem kekebalan tubuh diperkuat, dan otak memproses informasi yang diperoleh sepanjang hari. Tidur juga membantu mengatur hormon yang berpengaruh terhadap emosi dan metabolisme tubuh. Kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan emosi negatif hingga 60 persen serta mengganggu keseimbangan hormon leptin dan ghrelin, dua hormon yang berperan penting dalam mengatur rasa lapar dan kenyang.
Leptin berfungsi menekan nafsu makan, sementara ghrelin justru merangsangnya. Ketika seseorang kurang tidur, kadar leptin menurun dan ghrelin meningkat, yang akhirnya dapat memicu peningkatan nafsu makan dan risiko obesitas. Dengan kata lain, tidur yang cukup bukan hanya penting untuk energi, tetapi juga untuk menjaga berat badan ideal dan keseimbangan metabolik.
Waktu Tidur yang Ideal Berdasarkan Usia
Kebutuhan tidur setiap orang berbeda tergantung pada usia dan aktivitas harian. Berdasarkan rekomendasi para ahli, berikut durasi tidur yang ideal untuk tiap kelompok usia:
- Bayi baru lahir (0–3 bulan): 14–17 jam
- Bayi (4–11 bulan): 12–15 jam
- Balita (1–2 tahun): 11–14 jam
- Anak prasekolah (3–5 tahun): 10–13 jam
- Anak sekolah (6–13 tahun): 9–11 jam
- Remaja (14–17 tahun): 8–10 jam
- Dewasa (18–64 tahun): 7–9 jam
- Lansia (65 tahun ke atas): 7–8 jam
Memiliki waktu tidur yang cukup sesuai kebutuhan akan membantu menjaga fungsi otak, suasana hati, dan kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Dampak Kurang Tidur bagi Kesehatan
Kurang tidur bukan sekadar membuat seseorang mengantuk keesokan harinya, tetapi juga dapat berdampak serius terhadap kesehatan jangka panjang. Beberapa efek yang bisa terjadi akibat kurang tidur antara lain:
- Gangguan kognitif
Kurang tidur dapat menurunkan kemampuan konsentrasi, daya ingat, dan pengambilan keputusan. Akibatnya, produktivitas menurun dan risiko kecelakaan meningkat.
- Risiko penyakit jantung meningkat
Kurang tidur dapat memicu ketidakseimbangan hormon dan meningkatkan kadar stres, yang berdampak buruk pada kesehatan jantung dan pembuluh darah.
- Sistem kekebalan tubuh melemah
Tidur yang cukup membantu tubuh memproduksi sel-sel kekebalan. Kekurangan tidur membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi seperti flu dan pilek.
- Risiko diabetes dan obesitas
Kurang tidur dapat menyebabkan resistensi insulin dan meningkatkan nafsu makan, yang pada akhirnya dapat memicu diabetes tipe 2 dan obesitas.
- Penurunan kinerja seksual dan gangguan hormon
Kekurangan tidur mengganggu produksi hormon seks, seperti testosteron pada pria dan estrogen pada wanita, yang dapat memengaruhi gairah serta fungsi reproduksi.
- Risiko depresi dan gangguan suasana hati
Tidur yang tidak cukup dapat mengganggu keseimbangan kimia otak, menurunkan kadar serotonin, serta meningkatkan hormon stres seperti kortisol, yang dapat memicu depresi dan kecemasan.
- Risiko kematian dini
Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur kronis dapat meningkatkan risiko kematian dini karena berkontribusi terhadap penyakit kronis seperti jantung, diabetes, dan kanker.(MG/FAI)