Terkait Harga Cabai, Pengamat Dahlan Tampubolon Ingatkan Masyarakat untuk Siaga

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:40 WIB

Riaumandiri.co - Pengamat Ekonomi dari Universitas Riau, Dahlan Tampubolon, mengingatkan, masyarakat dan pemerintah tetap siaga di tengah turunnya harga cabai merah yang kini hanya berkisar Rp70.000 Rp80.000, per kilo gram.


Sebab menurutnya, kenaikan harga cabai tak ada libur karena bisa dipengaruhi beberapa faktor. 


"Beberapa minggu kedepan mungkin masih bisa bertahan di harga Rp 70.000-Rp 80.000 itu, mengingat momentum panen di beberapa daerah masih berjalan. Karena itu, nikmati harga yang sekarang tapi tetap siaga karena kenaikan harga cabai merah tak ada libur." Katanya. 


Dahlan Tampubolon, menyebut kondisi turunnya harga cabai memang menarik untuk dibahas karena sebelumnya sempat mencekik.


"Dari yang kemarin sempat gila-gilaan di Rp100,000 per kilogram, sekarang sudah bisa ke level yang lebih santai. Penurunan sekitar 20-30 persen ini menjadi angin segar bagi emak emak dan pelaku usaha makanan, "ucapnya.


Menurunnya harga cabai, umumnya karena terjadi peningkatan pasokan dari sentra produksi, seperti di Sumatera Utara,Sumatera Barat ataupun Jawa yang kini dalam masa panen raya.


"Ketika barang banyak, otomatis harga di pasar grosir atau distributor langsung koreksi turun," katanya.


Sedangkan faktor lain, karena cuaca yang mendukung, distribusi lancar, serta intervensi pemerintah daerah dan peran dari tim pengendali inflasi dalam menjaga pasokan agar tetap stabil.


Namun, demikian, yang harus diingat, kestabilan harga cabai itu sangat rentan terganggu.


"Harga di kisaran Rp70.000-Rp80.000 bisa naik lagi kalau ada cuaca esktem dan kenaikan biaya logistik" ujarnya.


 Ia memperkirakan, dalam jangka beberapa minggu ke depan harga cabai masih bisa stabil dan tidak mengalami kenaikan. Namun bisa saja mengalami kenaikan kalau ada faktor yang mempengaruhi.


Karena itu dia mendorong pemerintah untuk menciptakan solusi jangka panjang berupa penguatan produksi lokal agar tidak terus bergantung pada pasokan luar daerah.

Editor: Akmal

Terkini

Terpopuler